TANGGAP DARURAT SULTENG 

Perkembangan Situasi Penanganan Bencana di Kulawi dan Kulawi Selatan

Pada 22 – 25 November 2018, Tim AMAN, Ikhwal berkunjung ke Kulawi untuk melihat perkembangan penanganan bencana. Selama tiga hari tersebut dia mengunjungi 10 desa yang ada di Kecamatan Kulawi dan Kulawi Selatan. Ikhwal bertemu dengan beberapa lembaga dan atau relawan yang sedang di lokasi bencana tersebut.

“Boladangko, ada posko AMAN dengan koordinator lapangan Bapak Dede. Ada beberapa bantuan seperti Bantuan Buku, pembangunan SD/TK, sekolah Sementara. Untuk sembako sementara ini sudah cukup”, kata Ikhwal saat dihubungi via skype di Palu.

Ikhwal bersama dengan kawan-kawan dari Relawan Pecinta Alam Indonesia sedang berdiskusi dengan Pak Dede (Pengurus AMAN Kulawi) di Posko AMAN desa Boladangko.

Di Salua, beberapa lembaga seperti Dompet Kemanusiaan, ACT dan lainnya sudah masuk dan membantu penanganan bencana. Saat ini di Salua sedang ada pengawasan pembangunan sekolah dengan bahan Bambu.

Menurut Pak Jamal, Kader AMAN di Salua yang ditemui Ikhwal mengatakan bahwa saat ini sedang sudah ada bantuan untuk pembangunan Huntara, MCK dan tenda untuk digunakan tempat sekolah SD/TK sudah terpenuhi dan bagus. Namun di Dusun 2 ada Tandon Air yang rusak, sehingga perlu diganti.

Di Desa Namo sudah ada beberapa lembaga termasuk AMAN sudah memberikan bantuan. Pembangunan Huntara baik bagi warga yang terdampak sedang sampai terdampak rusak berat rumahnya. AMAN membantu transportasi untuk mengangkut bahan-bahan material dari lembaga lain untuk pengakutan dari Palu ke Desa Namo.

Di Tangkulowi, khususnya di Dusun 2 sudah ada bantuan Tenda, Sembako dan Tandon Air dari beberapa lembaga. Telkom membantu untuk huntara sekitar 60 unit di 3 dusun. ACT juga menyediakan logistik dan material untuk membangun huntara.

Di Desa Mataue kondisinya saat ini listrik sudah menyala. Informasi ini penting karena beberapa waktu yang lalu mereka kesulitan untuk penerangan. Saat ini ada pembangunan huntara untuk 40 – 50 rumah warga yang rusak. ACT membangun posko di Mataue untuk membantu material dan sembako di sana.

di Poleroa Makuhi (Polma) ada 17 KK yang merupakan terdampak bencana gempa. Beberapa diantaranya sudah dibantu dengan tenda (shelter). Genset digunakan untuk ibadah di Gereja. Di Dusun 1 Poleroa, masyarakat secara mandiri sudah mulai membangun huntara atau tenda. Di Dusun 2 dan dusun 3 di Makuhi, AMAN sudah menyalurkan bantuan sembako tapi memang baru sekedarnya. Beberapa warga masih tinggal di Huntara, ada bantuan tenda mereka manfaatkan. Bahan pangan mereka masih bisa antisipasi dari pertanian mereka.

Di Toro, ada bantuan untuk 2 Gereja, saat ini sedang membangun pondasi. Huntara atau tenda sudah terfasilitasi dari bantuan beberapa lembaga.

Toro merupakan salah satu lumbung padi untuk Kulawi dan sekitarnya. Saat ini pertanian mereka sudah mulai berfungsi. Bantuan yang pernah diberikan AMAN ke Toro pada awal-awal bencana antara lain logistik beras, garam, minyak dan sebagainya.

Di Gimpu kondisi atau dampak bencana tidak seberat di Kulawi pada umumnya. Hanya beberapa rumah yang retak dan tempat peribadatan, gereja. Untuk bahan pangan di Gimpu sudah aman. Di daerah ini mereka termasuk penghasil beras.

Namun menurut informasi yang didapat dari Kepala Desa Gimpu, bahwa sungai perlu di “normalisasi”, dikeruk dengan alat berat. Hal ini untuk menghindari terjadinya air sungai meluap ketika hujan deras datang. Jika meluap, air sungai akan mengancam pemukiman warga, kebun dan sawah warga dan tempat-tempat ibadah terancam tergenang. “Sekitar 150 meter yang perlu di-normalisasi-kan” kata ikhwal. Kepala Desa meminta untuk menginformasikan hal ini kepada pihak-pihak yang dapat membantu.

Di Wangka kerusakan terparah terlihat di tempat ibadah atau Gereja. Ada relawan dari Ikatan Gereja sudah membantu membangun tenda-tenda untuk keperluan ibadah warga. Tim AMAN sudah pernah kesana dan membantu sembako.

Di Desa Lawua – Kulawi Selatan sudah ada bantuan Genset untuk masjid. Saat ini mati lampu, sehingga genset hanya digunakan warga untuk keperluan ibadah di Masjid. Untuk pangan, desa Lawua relatif aman, karena termasuk salah satu lumbung padi di Kulawi.

Di Desa Winatu, ACT sudah datang mendata di sana. Penduduk Winatu ada 229 KK dan 790 jiwa. Rumah yang rusak ada 127 unit. data ini didapat dari informasi tim ACT, pihak desa dan Tim AMAN yang datang membawa logistik sembako sekedarnya.

Informasi diatas sedikit gambaran tentang penanganan bencana di Kulawi dan Kulawi Selatan berdasarkan kunjungan yang dilakukan Tim AMAN (Ikhwal) dalam waktu 3 hari. Secara umum ada bebera hal yang perlu diantisipasi terkait bencana, karena kondisi dan situasi saat ini memungkinkan adanya bencana-bencana baru yang akan muncul. Banjir dan tanah longsor misalnya, karena saat ini sudah mulai musim hujan.

Berdasarkan pengatan singkat yang dilakukan Ikhwal ada beberapa daerah yang harus diantisipasi karena rawan banjir dan atau longsor. Desa-desa tersebut antara lain;

  • Salua (beberapa bulan yang lalu sudah pernah banjir)
  • Namo (rawan Longsor)
  • Bolapapu
  • Gimpu (rawan banjir)

Terkait dengan Saluran Irigasi, ada beberapa desa yang perlu mendapatkan perhatian yaitu diantaranya;

  • Boladangko
  • Salua
  • Mataue
  • Namo, khususnya Dusun 3

Huntara yang sudah atau dalam proses pembangunan ada dibeberapa desa yaitu ;

  • Tangkulowi
  • Namo
  • Salua
  • Bolapapu
  • Boladangko
  • Sisanya dari 10 desa yang didatangi belum masuk bantuan untuk huntara.

Kebutuhan MCK menurut pengamatan dari tim yang datang ke lapangan hampir semuanya terpenuhi. Bahkan ada beberapa masyarakat yang sudah membuat MCK alternatif/sendiri.

(Laporan lapangan dari Ikhwal – AMAN Sulawesi Tengah, 22 – 25 November 2018)

Related posts

Leave a Comment